Sudah beberapa minggu pasang surut yang melelahkan bagi pemilik Paman Peter Hokkien Mee.
Pada 10 Mei, pedagang asongan, Peter, turun ke Facebook untuk berbagi bahwa dia “dipaksa untuk menutup” kiosnya di Woodlands Industrial Park.
Dia kemudian menjelaskan bahwa ini karena langkah kaki dan dukungan pelanggan yang tidak memadai.
Dalam komentar postingan itu, beberapa pelanggan kiosnya berbagi bahwa mereka sedih melihatnya pergi.
Tetapi mereka tidak perlu merasa seperti itu terlalu lama karena pada 12 Mei, Peter mengungkapkan bahwa dia akan pindah ke ruang baru di Meet@55, sebuah kedai kopi di Redhill.
Namun, hanya satu hidangan yang akan tersedia.
“Karena kekurangan tenaga, paman Peter hanya akan menjual tanda tangannya Hokkien saya untuk sementara waktu,” jelasnya.
Dalam posting terpisah pada 18 Mei, Peter membagikan detail lebih lanjut tentang kios baru.
“Paman Peter sangat sadar bahwa semua orang cemas tentang kapan paman Peter Hokkien Mee dibuka kembali dan memulai operasi,” katanya.
Penjaja itu mengungkapkan bahwa jika semuanya berjalan lancar, ia akan dapat membuka paling awal pada 21 Mei dan paling lambat pada 22 Mei, yang juga merupakan hari libur umum.
Untuk saat ini, dia tidak memiliki jam buka tetap untuk kios tetapi untuk sementara akan beroperasi dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam setiap hari.
Dia juga mempertimbangkan untuk memulai sedini 8 pagi untuk sarapan.
Jika dia melakukannya, dia akan menyiapkan hidangan seperti you char kway goreng, kue ubi goreng, dan kue wortel goreng.
“Selama jam-jam ini tidak akan ada Hokkien Mee atau char kway teow,” tambahnya.
AsiaOne telah menghubungi Peter untuk rincian lebih lanjut.
Peter bukan yang paling beruntung dalam hal lokasi bisnis.
Kali ini tahun lalu, kios Peter sebenarnya terletak di Bidadari Alkaff Crescent.
Namun, karena langkah kaki yang lambat dan sewa yang tinggi, ia harus menutup kios pada akhir Agustus.
Dia akhirnya pindah ke Woodlands Industrial Park pada awal September.
Alamat: Blk 55 LengKok Bahru, 01-387, Singapore 151055
BACA JUGA: Warung dim sum ‘permata tersembunyi’ dibuka kembali di Bukit Batok, pemilik sekaligus koki menjaga harga tetap rendah sehingga keluarga mampu makan