Kopenhagen (AFP) – Denmark dan AS termasuk di antara enam negara yang telah melaporkan kasus virus corona baru terkait dengan peternakan cerpelai, kata Organisasi Kesehatan Dunia.
Italia, Belanda, Spanyol dan Swedia adalah negara-negara lain yang telah menemukan Sars-CoV-2 pada cerpelai, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (6 November).
Denmark telah memberlakukan langkah-langkah ketat di bagian utara negara itu setelah memperingatkan bahwa mutasi virus telah melompat dari cerpelai ke manusia dan menginfeksi 12 orang.
Kopenhagen telah memperingatkan mutasi itu dapat mengancam efektivitas vaksin masa depan dan telah memerintahkan pembantaian semua sekitar 15-17 juta cerpelai di negara itu.
Inggris kemarin melarang masuk semua orang asing non-residen yang datang dari Denmark setelah mutasi terkait dengan peternakan cerpelai ditemukan pada manusia.
“Keputusan untuk bertindak cepat ini menindaklanjuti dari otoritas kesehatan di Denmark yang melaporkan wabah virus corona yang meluas di peternakan cerpelai,” kata Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps di Twitter.
Departemen transportasi Inggris mengatakan semua warga negara non-Inggris atau pelancong penduduk yang telah masuk atau transit melalui Denmark dalam 14 hari terakhir akan ditolak masuk.
Para ilmuwan mengatakan mutasi virus adalah umum dan seringkali tidak berbahaya, dan yang satu ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah pada manusia.
Tetapi otoritas kesehatan Denmark telah menyatakan keprihatinan bahwa strain ini, yang dikenal sebagai “Cluster 5”, tidak dihambat oleh antibodi pada tingkat yang sama dengan virus normal, yang mereka khawatirkan dapat mengancam kemanjuran vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
“Pengamatan awal menunjukkan bahwa presentasi klinis, tingkat keparahan dan penularan di antara mereka yang terinfeksi mirip dengan virus Sars-CoV-2 lain yang beredar,” kata pernyataan WHO.
“Namun, varian ini … Varian ‘cluster 5’, memiliki kombinasi mutasi, atau perubahan yang belum pernah diamati sebelumnya. Implikasi dari perubahan yang diidentifikasi dalam varian ini belum dipahami dengan baik,” WHO memperingatkan.