Para pengunjung pantai di wilayah Fukui, Jepang, telah diperingatkan untuk menjauh dari lumba-lumba yang tidak senang yang dituduh menggigit perenang, dengan para pejabat mendesak pengunjung untuk “menonton dari jauh”.
Petugas pantai di pinggir laut di wilayah tengah pada hari Rabu (27 Juli) menyiapkan perangkat yang memancarkan frekuensi ultrasonik dalam upaya untuk mengusir makhluk cantankerous itu, kata kota itu.
Sebuah tanda telah dipasang memperingatkan penggemar lumba-lumba untuk tidak menyentuh hewan itu.
Media lokal mengatakan setidaknya 10 insiden yang melibatkan gigitan lumba-lumba telah dicatat oleh petugas di pantai sejak secara resmi dibuka untuk musim panas pada 9 Juli.
Seorang pejabat setempat mengatakan kepada AFP bahwa pemadam kebakaran Fukui telah dipanggil atas dua insiden, keduanya melibatkan pria berusia 40-an yang berenang di dekat pantai setempat.
Cedera sejauh ini ringan, tetapi pihak berwenang setempat telah memperingatkan “luka yang berpotensi parah”.
“Lumba-lumba cenderung dianggap lucu, tetapi jika Anda mendekati lumba-lumba liar sembarangan, Anda mungkin akan digigit dan terluka,” kata polisi prefektur Fukui dalam sebuah posting Twitter Senin.
“Jika Anda melihatnya, jangan mendekati mereka,” kata polisi, mengutip kasus seorang pria yang digigit di tangan pada hari Minggu.
Kota itu percaya serangkaian serangan itu adalah karya lumba-lumba tunggal, yang pertama kali terlihat di dekat pantai di pantai yang berbeda pada bulan April, Masaki Yasui, seorang pejabat dari departemen promosi pariwisata, mengatakan kepada AFP.
“Kami memahami bahwa ada bagian tubuh tertentu di mana lumba-lumba tidak suka disentuh, seperti ujung hidung dan sirip punggungnya,” kata Yasui.
Dia mengatakan video yang diposting di Twitter menunjukkan pengunjung pantai telah mencoba menyentuh lumba-lumba di daerah tersebut.
“Kami mendorong pengunjung untuk menonton lumba-lumba dari jauh jika mereka menemukannya,” kata pejabat itu.